TAKDIR
HIDUPKU
Sebuah bacaan yang pertama kali
aku tulis untuk ku bagikan kepada kalian-kalian semua, yang mau membacanya.
Cerita tentang aku dan keluargaku. Dan aku harap setelah kalian membacanya
kalian tidak akan pernah menyalah kan takdir dalam hidup kalian. Amin.
Ema Artarini,ini lah nama ku seorang anak perempuan ke 2 dari
4 bersaudara, lahir 11 Januari 1997 ,Pekalongan. Dalam keluargaku aku adalah
anak perempuan satu-satunya, bisa dibilang sebuah kemalangan dalam hidupku, itu
lah pemikiranku saat aku berusia 11 tahun, kenapa aku berfikiran seperti itu ?,
karena aku dituntut bersikap baik, lemah lembut, mengalah, dan menjadi contoh
yang baik dalam masyarakat, karena terlahir sebagai anak seorang guru. Siapa
yang menuntutku untuk berbuat itu semua ?, itu semua karena takdirku memang
seperti itu, aku bisa berbuat semau ku, aku juga bisa tidak menjalani itu
semua, tapi aku masih menghargai orang tuaku, aku masih menjaga nama baik
keluargaku. Ya bertahun-tahun aku jalani hidup seperti itu ,saat aku berumur 12
tahun, inilah awal masa-masa aku tidak merasakan kasih sayang kedua orang tua
ku, dalam renungan malam-malam ku aku selalu berfikir ,kenapa aku terlahir
menjadi anak kedua orang tua ku ?,kenapa aku tidak bisa seperti teman-teman
seusiaku ?, kenapa ?, ketika pembagian rapot kelas 6 SD, orang tua
teman-temanku datang untuk mengambil rapot, tapi orang tua ku ?, mereka sibuk
dengan urusan mereka sendiri-sendiri, ya aku tau bahwa mereka juga sedang
menjalankan tugasnya, yang kebetulan juga saat itu ditempat mereka juga
membagikan rapot kepeda murid-muridnya.
Ketika teman-teman ku pergi berlibur
dengan orang tua masing-masing, aku hanya terdiam dirumah. Itu semua karena
orang tua ku tidak pernah punya waktu luang untuk keluarga, dari senin sampai
minggu aku pun tak punya kesempatan untuk berbicara dan bercengkraman dengan
orang tuaku, ya itu semua menjadikan aku pribadi yang tertutup terhadap orang
tuaku, mereka tidak pernah tau apa yang aku alami, apa yang aku mau, dan apa
yang aku rasakan, ya seperti itu aku jalani bertahun-tahun, hingga aku kelas 8
Smp. Aku menikmati itu semua, dengan tidak memikirkan orang tua ku, dengan
tidak mau tau dan peduli dengan urusan mereka, ya aku akui aku egois dalam hal
ini, tapi aku melakukan itu semua semata-mata hanya untuk menghibur diriku
sendiri.
Tibalah ketika aku naik ke kelas 9, tetap dengan pribadi yang keras
dan egois, dan sering kali masih menyalahkan takdir, masih dengan sikap orang
tuaku yang seperti itu, apalagi sekarang mereka disibukkan dengan usaha baru,
dan meneruskan pendidikan mereka. Mereka makin asik dengan kegiatan mereka, dan
setiap hari aku rasakan dirumahku makin tidak ada lagi saling komunikasi satu
sama lain, sekalinya orang tua ku didepan pekerjaan mereka, mereka hanya
bertengkar, kami anak-anak mereka hanya bisa terdiam dalam kamar masing-masing.
Mereka memberi aku dan kakak, serta adik-adikku kebutuhan yang kami butuhkan,
bahkan sangat cukup, kami tidak pernah merasa kurang dalam materi, tapi apa
mereka tau ?, apa yang aku mau ?, aku hanya butuh kasih sayang. Aku hanya butuh
diperhatikan, aku hanya mau dimarahi oleh kedua orang tuaku,ketika aku Salah,
aku mau mereka menemaniku saat aku belajar,setidaknya hanya menengok ku
sebentar , aku hanya mau orang tuaku yang mengambil rapot ku, selama aku
sekolah mereka tidak pernah sempat untuk mengambil rapot ku, aku hanya ingin
mereka meluangkan waktu 1 kali dalam sebulan makan bersama, seperti dulu waktu aku masih kecil, mereka masih peduli dan menyayangi aku dan saudara-saudaraku. Tapi apa, itu semua
hanya harapan kosong. Ya aku berfikir seperti itu, tapi itu semua hanya dalam
fikiranku, aku tak pernah bisa mengungkapkan itu semua. Dan aku selalu merasa
bahwa hidup ini tidak adil, bahwa aku tidak pernah bahagia. Tapi Allah menjawab
semuanya di tahun 2011 akhir kemarin sampai tahun 2012 ini, mendapat sesuatu
yang sangat indah ditahun baru, inilah tahun pertamaku diberi izin oleh orang
tuaku menghabiskan malam tahun baru diluar rumah dengan diberi satu kalimat
oleh orang tuaku, ayahku berkata, “ ibu dan bapak bekerja pagi, siang, malam
hanya untuk kamu, untuk masa depanmu ,kakakmu, dan adik-adikmu “. Aku hanya terdiam
dan menagis dihadapan orang tuaku, dan ibu ku juga berkata “ orang tua tidak
akan pernah melukai hati anaknya “. Kata-kata mereka itu membuat ku merasa malu dan
bodoh dihadapan orang tuaku, setelah kejadian itu. Aku teringat dalam setiap
renungan malamku, bahwa sesungguhnya itu semua karena pemikiran-pemikiran picik
ku saja. Setiap hari ku rasakan kebahagiaan dalam hidupku, terasa Allah itu
sangat baik terhadap ku, Ulang tahunku yang ke 15 tahun ini pun, orang tuaku
memberi ku ucapan selamat ulang tahun dan memberiku kado, bukan isinya, tapi
bentuk kasih sayang mereka yang membuat ku senang,apalagi selama ini setiap ulang tahunku mereka tak pernah sempat mengucapkan selamat untukku,tapi pada tahun ini semuanya indah . Bahwa Allah itu Maha Adil , tidak ada orang tua yang membenci anaknya,
tidak ada orang tua yang jahat kepada anaknya, tidak ada orang tua yang tidak
memikirkan anaknya, tidak ada orang tua yang egois, yang ada hanyalah
pemikiran-pemikiran bodoh sang anak saja. Takdir Allah bukan sesuatu yang harus
disesali, ini semua sudah tersurat , jadi nikmatilah ,syukurilah, semua yang sudah
Allah berikan kepada kalian semua.
Sekian,
Terimakasih
Karya: Ema Artarini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar