Selasa, 31 Januari 2012


TAKDIR HIDUPKU

Sebuah bacaan yang pertama kali aku tulis untuk ku bagikan kepada kalian-kalian semua, yang mau membacanya. Cerita tentang aku dan keluargaku. Dan aku harap setelah kalian membacanya kalian tidak akan pernah menyalah kan takdir dalam hidup kalian. Amin.
Ema Artarini,ini lah nama ku seorang anak perempuan ke 2 dari 4 bersaudara, lahir 11 Januari 1997 ,Pekalongan. Dalam keluargaku aku adalah anak perempuan satu-satunya, bisa dibilang sebuah kemalangan dalam hidupku, itu lah pemikiranku saat aku berusia 11 tahun, kenapa aku berfikiran seperti itu ?, karena aku dituntut bersikap baik, lemah lembut, mengalah, dan menjadi contoh yang baik dalam masyarakat, karena terlahir sebagai anak seorang guru. Siapa yang menuntutku untuk berbuat itu semua ?, itu semua karena takdirku memang seperti itu, aku bisa berbuat semau ku, aku juga bisa tidak menjalani itu semua, tapi aku masih menghargai orang tuaku, aku masih menjaga nama baik keluargaku. Ya bertahun-tahun aku jalani hidup seperti itu ,saat aku berumur 12 tahun, inilah awal masa-masa aku tidak merasakan kasih sayang kedua orang tua ku, dalam renungan malam-malam ku aku selalu berfikir ,kenapa aku terlahir menjadi anak kedua orang tua ku ?,kenapa aku tidak bisa seperti teman-teman seusiaku ?, kenapa ?, ketika pembagian rapot kelas 6 SD, orang tua teman-temanku datang untuk mengambil rapot, tapi orang tua ku ?, mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri-sendiri, ya aku tau bahwa mereka juga sedang menjalankan tugasnya, yang kebetulan juga saat itu ditempat mereka juga membagikan rapot kepeda murid-muridnya.
   Ketika teman-teman ku pergi berlibur dengan orang tua masing-masing, aku hanya terdiam dirumah. Itu semua karena orang tua ku tidak pernah punya waktu luang untuk keluarga, dari senin sampai minggu aku pun tak punya kesempatan untuk berbicara dan bercengkraman dengan orang tuaku, ya itu semua menjadikan aku pribadi yang tertutup terhadap orang tuaku, mereka tidak pernah tau apa yang aku alami, apa yang aku mau, dan apa yang aku rasakan, ya seperti itu aku jalani bertahun-tahun, hingga aku kelas 8 Smp. Aku menikmati itu semua, dengan tidak memikirkan orang tua ku, dengan tidak mau tau dan peduli dengan urusan mereka, ya aku akui aku egois dalam hal ini, tapi aku melakukan itu semua semata-mata hanya untuk menghibur diriku sendiri.
  Tibalah ketika aku naik ke kelas 9, tetap dengan pribadi yang keras dan egois, dan sering kali masih menyalahkan takdir, masih dengan sikap orang tuaku yang seperti itu, apalagi sekarang mereka disibukkan dengan usaha baru, dan meneruskan pendidikan mereka. Mereka makin asik dengan kegiatan mereka, dan setiap hari aku rasakan dirumahku makin tidak ada lagi saling komunikasi satu sama lain, sekalinya orang tua ku didepan pekerjaan mereka, mereka hanya bertengkar, kami anak-anak mereka hanya bisa terdiam dalam kamar masing-masing.
  Mereka memberi aku dan kakak, serta adik-adikku kebutuhan yang kami butuhkan, bahkan sangat cukup, kami tidak pernah merasa kurang dalam materi, tapi apa mereka tau ?, apa yang aku mau ?, aku hanya butuh kasih sayang. Aku hanya butuh diperhatikan, aku hanya mau dimarahi oleh kedua orang tuaku,ketika aku Salah, aku mau mereka menemaniku saat aku belajar,setidaknya hanya menengok ku sebentar , aku hanya mau orang tuaku yang mengambil rapot ku, selama aku sekolah mereka tidak pernah sempat untuk mengambil rapot ku, aku hanya ingin mereka meluangkan waktu 1 kali dalam sebulan makan bersama, seperti dulu waktu aku masih kecil, mereka masih peduli dan menyayangi aku dan saudara-saudaraku. Tapi apa, itu semua hanya harapan kosong. Ya aku berfikir seperti itu, tapi itu semua hanya dalam fikiranku, aku tak pernah bisa mengungkapkan itu semua. Dan aku selalu merasa bahwa hidup ini tidak adil, bahwa aku tidak pernah bahagia. Tapi Allah menjawab semuanya di tahun 2011 akhir kemarin sampai tahun 2012 ini, mendapat sesuatu yang sangat indah ditahun baru, inilah tahun pertamaku diberi izin oleh orang tuaku menghabiskan malam tahun baru diluar rumah dengan diberi satu kalimat oleh orang tuaku, ayahku berkata, “ ibu dan bapak bekerja pagi, siang, malam hanya untuk kamu, untuk masa depanmu ,kakakmu, dan adik-adikmu “. Aku hanya terdiam dan menagis dihadapan orang tuaku, dan ibu ku juga berkata “ orang tua tidak akan pernah melukai hati anaknya “. Kata-kata  mereka itu membuat ku merasa malu dan bodoh dihadapan orang tuaku, setelah kejadian itu. Aku teringat dalam setiap renungan malamku, bahwa sesungguhnya itu semua karena pemikiran-pemikiran picik ku saja. Setiap hari ku rasakan kebahagiaan dalam hidupku, terasa Allah itu sangat baik terhadap ku, Ulang tahunku yang ke 15 tahun ini pun, orang tuaku memberi ku ucapan selamat ulang tahun dan memberiku kado, bukan isinya, tapi bentuk kasih sayang mereka yang membuat ku senang,apalagi selama ini setiap ulang tahunku mereka tak pernah sempat mengucapkan selamat untukku,tapi pada tahun ini semuanya indah . Bahwa Allah itu Maha Adil , tidak ada orang tua yang membenci anaknya, tidak ada orang tua yang jahat kepada anaknya, tidak ada orang tua yang tidak memikirkan anaknya, tidak ada orang tua yang egois, yang ada hanyalah pemikiran-pemikiran bodoh sang anak saja. Takdir Allah bukan sesuatu yang harus disesali, ini semua sudah tersurat , jadi nikmatilah ,syukurilah, semua yang sudah Allah berikan kepada kalian semua.
Sekian,

Terimakasih


Karya: Ema Artarini










Tidak ada komentar:

Posting Komentar